Toyota FT-EV II
Pameran Tokyo Motor Show 2009 menyingkap lebih banyak masa depan teknologi mobil listrik, seperti tercermin dari Toyota FT-EV II concept car yang diperkenalkakn di pameran ini.
Dengan teknologi baterai baru dan disain radikal yang belum pernah ada sebelumnya, mobil konsep ini menunjukkan bakal seperti apa mobil listrik kelak. Inilah visi Toyota terhadap kendaraan masa depan.
FT-EV II sebenarnya penyempurnaan evolusioner dari FT-EV concept yang sudah ditampilkan di 2009 Detroit Auto Show. FT-EV II adalah cikal bakal city car bertenaga listrik masa depan.
FT- EV II lebih kecil dari model Toyota manapun, bahkan dibandingkan micro-car Toyota iQ (mobil empat penumpang terkecil di dunia). Dengan ukuran sekecil itu, FT-EV II masih bisa mengakomodasi empat orang dengan layout tiga plus satu, seperti Toyota iQ. Komposisinya tiga orang dewasa dan satu anak. Jika tidak dipakai, kursi anak juga bisa dirubah fungsinya jadi tempat barang. Kunci efisiensi ruang FT-EV II adalah penataan yang teliti dan berhati-hati soal penempatan baterai dan motor listrik. Hasilnya, ruang depan yang bisa dimanfaatkan untuk kompartemen penumpang.
Pintu geser memudahkan akses keluar masuk. Pintu model ini sangat praktis untuk daerah perkotaan yang memiliki tempat parkir terbatas, dimana jarak antar antar mobil yang diparkir sangat sempit.
Motor listriknya bisa menggerakkan mobil ini hingga 100km/jam dengan kemampuan jelajah hingga 90km.
Yang paling mencolok di interiornya adalah absennya roda kemudi, digantikan tongkat kendali mirip yang dipakai pesawat.
Toyota juga mendisain kaca depan yang sangat lebar. Kaca seperti ini, selain memperbaiki daya pandang pengemudi juga penumpang didalamnya merasa lapang.
Menurut Toyota, FT-EV II akan menggunakan baterai yang jauh lebih canggih dari Lithium-ion, baterai terbaik saat ini. Seperti diketahui, Toyota sedang mengembangkan teknologi baterai yang memiliki kemampuan menyimpan energi hingga 10 kali lipat dibandingkan Li-ion namun berat dan dimensinya lebih kecil. Baterai ini diperkirakan bisa diaplikasikan secara massal di mobil listrik dan hybrida pada dekade mendatang.
“Kami mencari sesuatu yang lebih baik dari Lithium-ion baterai,” kata Akihiro Yanaka, project manager untuk mobil-mobil canggih Toyota. Dengan menggunakan baterai lebih canggih itu, ukuran baterai bisa dibuat lebih ringkas, sementara peformanya justru meningkat. Itulah sebabnya Toyota mendisain FT-EV II begitu mungil, bahkan lebih kecil dari FT-EV.
Toyota tidak berhenti pada upaya meningkatkan efisiensi sistem pengerak seperti motor listrik dan baterai. Yataka memaparkan, Toyota juga berupaya meningkatkan efisiensi komponen-komponen lain. Contohnya AC, yang termasuk boros energi. Upaya ini untuk mengurangi beban sumber energi.
”Kami berupaya mendapatkan metode yang lebih efisien untuk menciptakan comfort. Anda tidak perlu memanaskan atau mendinginkan seluruh kompartemen penumpang, bila anda bisa mendinginkan atau memanaskan tubuh penumpangnya saja,” kata Yataka.
Read more!
Bab baru dalam sejarah balap mobil dan teknologi mesin diesel ditorehkan Audi AG dengan memperkenalkan mobil balap bermesin diesel yang akan bertarung di ajang balap ketahanan paling bergengsi di dunia, 24 Hours Le Mans tahun depan. Di sirkuit itu, Audi akan bertarung dengan mesin-mesin bensin terbaik di dunia.
Audi AG menjadi produsen otomotif pertama di dunia yang mengincar juara umum di ajang balap ketahanan 24 jam Le Mans bermodal mesin diesel. Audi R10, mobil balap baru yang diperkenalkan di Paris, Selasa (13/12), menggunakan mesin baru berkapasitas 5.5 liter, 12 silinder bi-turbo TDI yang sangat ekonomis dan senyap.
Le Mans Prototype dengan power maksimal lebih dari 650hp dan torsi lebih dari 1,100Nm, jauh melampaui daya yang diproduksi kebanyakan mobil balap Audi yang sebelumnya, termasuk pendahulunya R8 yang melegenda di sirkuit Le Mans. Audi menjadi pionir untuk mengeksplorasi mesin diesel, wilayah yang belum terjamah. Mesin diesel yang digunakan, V12 yang seluruhnya dari aluminium -jadi ringan meskipun besar- dengan teknologi FSI (Fuel Stratified Injection) -dimana bahan bakar disemprotkan langsung ke ruang bakar dengan takaran terukur. Setelah kemenangannya, mesin ini akan diadopsi untuk produksi massal dan konsumen Audi mendapat benefit lagi dan pelajaran yang diserap di olahraga balap mobil ini.
“Mesin Audi A8 4.2 TDI quattro menempatkan Audi sebagai pembuat mesin diesel paling bertenaga di dunia,” kata Prof Dr Martin Winterkorn, Chairman of the Board of Management of AUDI AG pada presentasi R10 di Paris. “Le Mans Project membantu teknisi kamu untuk memeras sari lebih banyak dari teknologi TDI,” katanya sambil berharap di masa depan lebih banyak lagi mobil bermesin diesel.
Mesin V12 R10 yang dilengkapi dengan dua diesel particle filter, tekanan injeksi bahan bakarnya dengan mudah melampaui 1,600 bar yang dipakai dimobil massal. Power band berada di 3,000 – 5,000 rpm, sangat rendah untuk ukuran mobil balap. Pengemudi tidak perlu lagi harus sering pindah gigi dibanding R8 karena kurva mesin TDI yang lebih besar. Produksi torsi yang luarbiasa besar, 1,100 Nm tidak hanya membutuhkan sistem transmisi yang luarbiasa, bahkan dynamoter di Audi Sport harus di pasangi gearboxes khusus untuk menangani momen puntir yang luarbiasa itu.
Perubahan radikal terhadap sasis juga diperlukan. Audi R10 mempunyai wheelbase lebih panjang dari pada R8 juga roda depan ekstra lebar. Teknologi-teknologi baru diimplementasikan pada pengembangan carbon-fiber monocoque. “R10 adalah tantangan terbesar yang ditangani Audi Sport,” kata head of Audi Motorsport Dr. Wolfgang Ullrich. “Teknologi TDI belum pernah di dorong ke wilayah balap mobil. Kami yang pertama menjawab tantangan itu. Partner teknologi kami yang sudah lama, Bosch, Michelin dan Shell memberi dukungan kepada kami dalam upaya mewujudkan tantangan itu. Bersama-sama kami memiliki peluang untuk menulis bab baru dalam sejarah balap mobil dan teknologi mesin diesel.”
Audi R10 terbaru sukses menjalani uji coba pada akhir November lalu. Program pengujian ekstensif termasuk balap 12 jam di Sebring, USA pada Maret depan dipersiapkan sebelum 24 Hours of Le Mans (17-18 Juni 2006).
Read more!